Skip ke Konten

Paradigma Keilmuan

IAIN Parepare memiliki falsafah integrasi keilmuan Sao Pangadereng. Sao Pangadereng dipersepsikan sebagai Baitul Hikmah/Rumah Peradaban yang
merupakan kekayaan dan kearifan lokal masyarakat Sulawesi Selatan yang memiliki distingsi dan karakter sendiri dibanding dengan pola bangunan rumah-rumah pada umumnya.
Sao Pangadereng tersebut memiliki tujuh (7) dasar yang menjadi prinsip dalam mengokohkan dan mengembangkan institusi IAIN Parepare. Ketujuh prinsip atau dasar tersebut
adalah sebagai berikut
1) Pondasi: Al Qur an dan Al Hadits, sebagai dasar utama yang menjadi pedoman pada setiap
kegiatan tri dharma
2) Tiang: tergambarkan sebagai metodologi akademik yang merupakan kerangka paradigma.
3) Tangga: tergambarkan sebagai rumpun keilmuan yang merupakan pengelompokkan berbagai
disiplin ilmu sebagai jalan menuju cabang keilmuan.
4) Lantai dan ruang: tergambarkan sebagai cabang keilmuan yang merupakan pijakan dan ruang
akademik yang dibalut oleh budaya dan teknologi.
5) Dinding: tergambarkan segi empat (Sulapa Eppa) sebagai budaya dan teknologi yang
membalut atau mengikat yang dijadikan sebagai alat menuju kepakaran
6) Tutup bubungan /Timpa laja: tergambarkan sebagai status sosial menunjukkan kepakaran
keilmuan yang ditunjukkan dengan profesional, akhlak, dan akidah

7) Atap: tujuan akhir dari setiap proses bisnis perguruan tinggi yang tercermin pada Visi dan Misi