Skip ke Konten

PBAK Hari Kedua di IAIN Parepare, Wahyuddin Halim Ingatkan Mahasiswa, “No Comfort Zone in the Growth Zone”

28 Agustus, 2025 oleh
PBAK Hari Kedua di IAIN Parepare, Wahyuddin Halim Ingatkan Mahasiswa, “No Comfort Zone in the Growth Zone”
Humas IAIN Parepare

Humas IAIN Parepare- Rabu (27/8/2025), kembali dipenuhi ribuan mahasiswa baru dalam gelaran Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK). Hari kedua kegiatan ini menghadirkan Wahyuddin Halim, akademisi dan penulis yang dikenal luas sebagai pejuang literasi.


Bagi IAIN Parepare, perjumpaan ini terasa istimewa karena di tahun sebelumnya Wahyuddin menulis refleksi kritis tentang PBAK. Dalam tulisannya, ia menekankan bahwa PBAK bukan sekadar seremonial tahunan, tetapi ruang pembentukan kultur akademik yang sehat, inklusif, dan berorientasi pada masa depan. Catatan itu kini seakan menemukan momentum, saat mahasiswa baru kembali dipertemukan dengannya dalam suasana akademik yang penuh antusiasme.


Mengawali materinya yang didampingi oleh Majdy Amiruddin Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Wahyuddin mengingatkan perbedaan mendasar antara siswa dan mahasiswa. “Menjadi mahasiswa berarti melatih diri untuk mandiri, kritis, dan bertanggung jawab. Tidak lagi hanya menunggu instruksi, tapi berinisiatif, menciptakan, dan memimpin dirinya sendiri,” ujarnya.

Ia kemudian menyinggung makna sukses yang sejati. Bukan sekadar pencapaian egois, melainkan aktualisasi potensi yang memberi manfaat luas. “Menulis buku adalah contoh nyata bagaimana seorang akademisi bisa memberi manfaat yang terus mengalir. Jangan jadi sukses yang hanya memuaskan diri sendiri,” kata Wahyuddin.


Pesannya diperkuat dengan kutipan Thomas Alva Edison: “Success comes from one percent inspiration and ninety-nine percent perspiration.” Sukses, kata Wahyuddin, adalah kerja keras yang dipandu oleh tujuan luhur.


Untuk mencapai itu, ia menawarkan Kunci 10-AT: luruskan niat, sesuaikan minat, optimalkan bakat, pertahankan semangat, tempa jiwa dan raga yang sehat, kelola waktu dengan giat, pilih strategi belajar yang tepat, ikuti aktivitas ekstra-kurikuler dengan cermat, bergaya hidup hemat, dan beribadah dengan taat.

Selain itu, ia mendorong mahasiswa menumbuhkan kebiasaan positif: bergaul dengan lingkungan yang membangun, mendengar ceramah, menjadi murid yang rendah hati, dan membaca buku secara konsisten. “Tidak ada zona nyaman di zona perkembangan,” tegasnya, sambil merujuk pepatah populer: “No comfort zone in the growth zone.”


Materi Wahyuddin menutup sesi pertama hari kedua PBAK dengan kesan mendalam. Refleksi yang dulu ia tuliskan kini seolah hidup kembali. PBAK bukanlah akhir dari pengenalan kampus, melainkan pintu masuk menuju tradisi akademik yang kritis, literatif, dan penuh manfaat. (Irm/mif)

di dalam Berita
PBAK Hari Kedua di IAIN Parepare, Wahyuddin Halim Ingatkan Mahasiswa, “No Comfort Zone in the Growth Zone”
Humas IAIN Parepare 28 Agustus 2025
Arsip