Humas IAIN Parepare – Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2025, Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Parepare bekerja sama dengan Universiti Sains Islam Malaysia (USIM) menggelar Seminar Internasional on Mental Children’s Resilience dengan tema Becoming an Emotional Companion for Children: A Foundational Step in Fostering Psychological and Mental Resilience from an Early Age pada, Rabu (23/7/2025) secara daring melalui aplikasi zoom meeting.
Seminar ini bertujuan membangun kesadaran akan pentingnya pendampingan emosional sejak usia dini sebagai fondasi utama ketahanan psikologis anak. Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber utama, yaitu Astinah, Psikolog dari IAIN Parepare dan Rezki Perdani Sawai, Senior Lecturer dari Universiti Sains Islam Malaysia (USIM), yang membawakan materi mendalam tentang peran orang tua dan pendidik sebagai sahabat emosi anak di tengah tantangan zaman.
Kegiatan ini resmi dibuka oleh Rektor IAIN Parepare, Prof. Hannani, yang dalam sambutannya menegaskan pentingnya peran perguruan tinggi dalam menjawab isu-isu sosial yang relevan dengan perkembangan zaman, terutama yang menyangkut anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. "Anak-anak tidak hanya membutuhkan pendidikan formal, tetapi juga ruang aman untuk tumbuh secara utuh – baik secara intelektual maupun emosional. Maka melalui forum seperti ini, kita berharap dapat membangun budaya parenting dan pendidikan yang lebih manusiawi dan sadar emosi," ujarnya.
Dalam pemaparannya, Astinah, menekankan bahwa pendampingan emosional anak dimulai dari refleksi dan pengelolaan emosi diri oleh orang tua. “Menjadi orang tua bukan soal mengendalikan anak, tapi belajar mengendalikan diri sendiri saat anak kehilangan kendali,” tambahnya. Pernyataan ini menggugah para peserta untuk merefleksikan peran mereka dalam pengasuhan yang bukan hanya bersifat instruktif, tetapi juga penuh kesadaran dan empati.
Sementara itu, Rezki menyoroti pentingnya kehadiran emosional dalam kehidupan anak. “Becoming a child’s emotional friend is not about removing obstacles, but about walking beside them,” ujarnya. Pandangan ini memperkuat gagasan bahwa membangun ketahanan mental anak tidak cukup dengan menyediakan solusi, tetapi juga dengan kehadiran yang konsisten dan suportif.
Kegiatan ini diikuti dengan antusias oleh lebih dari 300 peserta dari berbagai wilayah dan institusi secara daring. Peserta datang dari Malaysia, Universitas Negeri Makassar, Universitas Hasanuddin, serta berbagai perguruan tinggi keagamaan Islam di bawah Kementerian Agama Republik Indonesia, termasuk dari Medan, Jawa Timur, dan Kalimantan. Keberagaman peserta menunjukkan besarnya kepedulian lintas wilayah dan institusi terhadap isu ketahanan mental dan emosional anak.
Diskusi yang berlangsung dalam suasana hangat dan reflektif ini memunculkan beragam perspektif tentang strategi pengasuhan yang empatik dan berbasis nilai. Peserta menyampaikan apresiasi terhadap PSGA IAIN Parepare yang telah menggagas forum ilmiah dengan isu yang relevan dan mendesak.
Melalui seminar ini, PSGA berharap dapat memperkuat jejaring akademik lintas negara dan memperkuat peran institusi pendidikan tinggi dalam membangun ekosistem pengasuhan yang inklusif, aman secara emosional, dan berkelanjutan. Kegiatan ini juga menjadi bukti komitmen nyata IAIN Parepare dalam mendukung hak dan tumbuh kembang anak melalui pendekatan edukatif dan kolaboratif lintas negara. (Irm/mif)
PSGA IAIN Parepare–USIM Menyelenggarakan Seminar Internasional dalam Memperingati Hari Anak Nasional