Menggali Potensi Ekonomi Sirkular melalui Daur Ulang Plastik: Menuju Lingkungan yang Berkelanjutan

12 Februari, 2024 oleh
Hayana

 Penulis: A. Rio Makkulau Wahyu (Dosen IAIN Parepare dan Peserta Program Kepemimpinan SDG Academy Indonesia Angkatan ke-5)

OPINI--- Ekonomi sirkular adalah suatu pendekatan dalam manajemen sumber daya ekonomi yang bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam, mengurangi limbah, dan memperpanjang siklus hidup produk. Model ekonomi sirkular berusaha untuk mengubah pola konsumsi dan produksi yang dominan dalam ekonomi linear, di mana sumber daya diambil, digunakan, dan dibuang.

Salah satu ciri ekonomi sirkular yakni daur ulang dan pemulihan, dimana sistem ekonomi sirkular ini mendorong untuk mendaur ulang dan memulihkan material dari limbah, sehingga mengurangi penumpukan sampah dan memaksimalkan penggunaan sumber daya. Misalnya saja limbah sampah plastik yang selalu meningkat setiap tahunnya.

Menurut Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (SIPSN KLHK) tahun 2022, jumlah timbunan sampah nasional mencapai 21,1 juta ton. Dari total tersebut, sekitar 13,9 juta ton atau 65.71 persen berhasil dikelola, sementara sisanya sebanyak 7,2 juta ton atau 34,29 persen belum terkelola dengan baik. Selain itu, data juga mencatat bahwa masyarakat Indonesia menghasilkan 69 juta ton sampah sepanjang tahun 2022. Dari jumlah tersebut, sekitar 18,2 persen atau 12,5 juta ton merupakan sampah plastik. Sayangnya, sebagian besar dari jumlah sampah plastik tersebut berakhir di laut. Menariknya, jumlah sampah plastik terus meningkat setiap tahun, dan salah satu faktor peningkatannya adalah perilaku masyarakat yang sering menggunakan plastik sekali pakai. Penggunaan kemasan sekali pakai, termasuk botol minum, galon, kemasan makanan, penggunaan kantong plastik telah menjadi isu besar yang memerlukan solusi mendesak.

Peningkatan sampah plastik di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertumbuhan ekonomi yang pesat dan perubahan pola konsumsi masyarakat telah menyebabkan kenaikan produksi dan penggunaan plastik. Penggunaan kemasan sekali pakai, seperti botol plastik dan kantong belanja, menjadi pendorong utama meningkatnya sampah plastik karena gaya hidup yang praktis namun kurang berkelanjutan atau sustainable. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap dampak buruk plastik terhadap lingkungan, kombinasi dengan infrastruktur pengelolaan limbah yang belum memadai di beberapa daerah, semakin memperburuk masalah ini. Selain itu, kebijakan yang mendukung penggunaan plastik sekali pakai dan kurangnya alternatif ramah lingkungan juga ikut berkontribusi pada peningkatan sampah plastik di Indonesia.

Untuk mengatasi peningkatan sampah plastik di Indonesia, perlu dilakukan serangkaian langkah yang holistik dan berkelanjutan. Pertama, pemerintah dapat memperkuat regulasi terkait penggunaan plastik sekali pakai, mendorong penggunaan alternatif ramah lingkungan, dan memberlakukan pajak atau insentif untuk memotivasi perusahaan dan konsumen beralih ke opsi yang lebih berkelanjutan. Selain itu, investasi dalam infrastruktur pengelolaan limbah perlu ditingkatkan, termasuk fasilitas daur ulang yang efisien dan program-program pengelolaan sampah yang inovatif. Edukasi masyarakat juga penting agar kesadaran tentang dampak sampah plastik dapat meningkat, mendorong perilaku konsumen yang lebih bertanggung jawab, dan memberikan dukungan untuk langkah-langkah pemerintah.

Selanjutnya, kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat menjadi kunci dalam menangani masalah ini. Perlu dibangun sinergi untuk menciptakan kampanye kesadaran yang efektif, mengembangkan inovasi teknologi dalam daur ulang plastik, dan menciptakan kebijakan yang mendukung pengelolaan limbah yang berkelanjutan. Keterlibatan aktif perusahaan dalam memproduksi dan menggunakan bahan ramah lingkungan, serta dukungan dari komunitas lokal untuk program-program daur ulang dan pengelolaan sampah, akan mempercepat langkah-langkah menuju pengurangan sampah plastik dan mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan di Indonesia sebagaimana tujuan dari ekonomi sirkular dalam melihat sampah plastik. Dalam konteks sampah plastik, ekonomi sirkular merubah pandangan terhadap plastik dari sumber limbah menjadi sumber daya yang berpotensi bernilai.

Ekonomi sirkular telah menjadi topik hangat dalam upaya mencari solusi terhadap tantangan lingkungan dan ekonomi global. Salah satu aspek kunci dari ekonomi sirkular adalah daur ulang plastik. Plastik, sebagai salah satu bahan yang sangat umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari, telah menjadi perhatian utama karena dampaknya terhadap lingkungan. Dalam opini ini, kita akan mengeksplorasi potensi ekonomi sirkular terkait daur ulang plastik, membahas manfaatnya, tantangannya, dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk merangsang peralihan ke arah ekonomi yang lebih berkelanjutan.

Adapun manfaat daur ulang plastik dalam konteks ekonomi sirkular:

1. Pengurangan Sampah dan Limbah: Daur ulang plastik menjadi komponen integral dalam mengurangi penumpukan sampah dan limbah. Dengan memasukkan plastik ke dalam siklus daur ulang, kita dapat meminimalkan dampak negatifnya terhadap lingkungan. Ini sejalan dengan prinsip-prinsip ekonomi sirkular yang menempatkan pentingnya mengubah pola konsumsi dan produksi agar lebih berkelanjutan.

2. Kreasi Lapangan Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi: Implementasi sistem daur ulang plastik dapat menciptakan peluang baru untuk lapangan kerja di sektor daur ulang. Proses daur ulang membutuhkan tenaga kerja dalam pengumpulan, pemilahan, dan pengolahan material. Selain itu, inovasi dalam teknologi daur ulang plastik dapat merangsang pertumbuhan ekonomi dengan menciptakan pasar baru untuk produk daur ulang.

3. Konservasi Sumber Daya Alam: Daur ulang plastik membantu dalam konservasi sumber daya alam yang berharga. Penggunaan kembali plastik mengurangi ketergantungan pada bahan baku baru dan membantu menghentikan eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam. Ini sejalan dengan visi ekonomi sirkular yang berfokus pada penggunaan sumber daya secara efisien dan berkelanjutan.

Adapun tantangan dalam mewujudkan ekonomi sirkular melalui daur ulang plastik:

1. Infrastruktur dan Teknologi: Salah satu tantangan utama dalam daur ulang plastik adalah kurangnya infrastruktur dan teknologi yang memadai. Proses daur ulang yang efektif memerlukan investasi dalam fasilitas pengolahan modern dan teknologi inovatif untuk mengatasi berbagai jenis plastik dan meningkatkan efisiensi proses.

2. Edukasi dan Kesadaran Masyarakat: Kesuksesan ekonomi sirkular terkait daur ulang plastik juga sangat tergantung pada kesadaran masyarakat. Edukasi mengenai pentingnya daur ulang, pemilihan bahan yang dapat didaur ulang, dan pemilahan sampah di tingkat rumah tangga menjadi kunci untuk menciptakan budaya yang mendukung ekonomi sirkular.

3. Kerjasama Antar Pihak: Daur ulang plastik melibatkan banyak pihak, termasuk produsen, pemerintah, konsumen, dan industri daur ulang. Kerjasama yang erat antara semua pihak diperlukan untuk menciptakan ekosistem yang mendukung dan mendorong peralihan ke ekonomi sirkular.

 Adapun langkah-langkah menuju ekonomi sirkular yang berkelanjutan melalui daur ulang plastik:

1. Investasi dalam Infrastruktur dan R&D: Pemerintah dan sektor swasta perlu meningkatkan investasi dalam infrastruktur daur ulang modern dan penelitian & pengembangan (R&D) untuk menciptakan teknologi inovatif dalam pemrosesan plastik. Ini akan membantu mengatasi tantangan teknis dan meningkatkan efisiensi daur ulang.

2. Pendidikan dan Kampanye Kesadaran: Program edukasi publik dan kampanye kesadaran masyarakat perlu ditingkatkan. Hal ini mencakup memberikan informasi tentang jenis plastik yang dapat didaur ulang, cara memilah sampah dengan benar, dan dampak positif daur ulang terhadap lingkungan.

3. Regulasi yang Mendukung: Pemerintah dapat memainkan peran penting dengan menyusun regulasi yang mendukung ekonomi sirkular. Ini dapat mencakup insentif fiskal untuk perusahaan yang berinvestasi dalam teknologi daur ulang, aturan baku tentang penggunaan plastik ramah lingkungan, dan denda bagi mereka yang tidak mematuhi pedoman daur ulang.

Daur ulang plastik dalam konteks ekonomi sirkular menjanjikan potensi besar untuk mengatasi permasalahan lingkungan dan ekonomi saat ini. Meskipun tantangan masih ada, langkah-langkah konkret dapat diambil untuk merangsang peralihan ke ekonomi yang lebih berkelanjutan. Melalui investasi, edukasi, dan regulasi yang tepat, kita dapat membentuk masyarakat yang lebih sadar lingkungan dan mendukung prinsip-prinsip ekonomi sirkular demi keseimbangan dan keberlanjutan.

Upaya perubahan perilaku konsumen, edukasi masyarakat tentang pengelolaan sampah yang baik, serta peran pemerintah dalam menyusun kebijakan yang mendukung penggunaan alternatif ramah lingkungan menjadi langkah-langkah kunci untuk menanggulangi masalah ini. Implementasi solusi holistik yang melibatkan semua pihak dapat membantu mengurangi dampak negatif sampah plastik, menjaga keberlanjutan lingkungan, dan menciptakan masyarakat yang lebih sadar akan pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan. (*)

di dalam Opini
Hayana 12 Februari, 2024