Skip to Content

Menaklukkan Al-Azhar, Perjalanan Prof. Rusdaya Basri Menuju Takhta Guru Besar

6 October, 2025 by
Menaklukkan Al-Azhar, Perjalanan Prof. Rusdaya Basri Menuju Takhta Guru Besar
Humas IAIN Parepare
| No comments yet

Humas IAIN Parepare - Di tengah derap kemajuan dunia akademik Islam, kisah Prof. Hj. Rusdaya Basri, menjadi inspirasi nyata. Lahir di tanah subur Simpo, Sidenreng Rappang, pada 14 Desember 1971, perjalanan perempuan Bugis ini adalah sebuah epik tentang ketekunan yang membawanya dari kehidupan sederhana di kampung menuju puncak keilmuan setelah dikukuhkan sebagai Guru Besar Hukum Islam di IAIN Parepare pada 05 Oktober 2025. Sejak kecil, ia memegang teguh pesan orang tuanya "Ilmu adalah kemuliaan, dan hanya dengan ilmu manusia dapat mengangkat derajat keluarganya.”


Jejak akademiknya dimulai dari ruang kelas sederhana di Sidrap, yang kemudian menuntunnya ke pesantren terkemuka, menanamkan disiplin dan cinta ilmu agama. Cita-cita besarnya muncul setelah lulus dari MA Pondok Pesantren al-Urwatul Wutsqa Baranti, menimba ilmu di Mesir. Tekadnya yang kuat mengantarkannya menembus Universitas Al-Azhar Kairo di Fakultas Syariah pada era 1990-an. Pengalaman hidup di negeri seribu menara itu menempa karakternya. "Setiap kesulitan di sana menjadi bahan bakar untuk terus maju,” kenangnya, menggambarkan perjuangannya di tengah keterbatasan.


Sepulang dari Mesir, Prof. Rusdaya tidak berhenti belajar. Ia melanjutkan studi Magister (S2) dan Doktor (S3) Syariah dan Hukum Islam di IAIN/UIN Alauddin Makassar. Disertasinya yang membahas hubungan teks hukum Islam dan dinamika sosial masyarakat modern menunjukkan kepiawaiannya menjembatani tradisi fiqih dengan perubahan zaman. Pencapaian ini mengukuhkan dirinya sebagai ilmuwan yang berpandangan kontekstual dan humanis.


Kiprahnya di dunia akademik dimulai pada tahun 2002 sebagai dosen di STAIN Parepare (kini IAIN Parepare). Selain mengajar Hukum Islam dengan pendekatan yang adil dan berempati, ia juga memegang berbagai amanah penting, termasuk Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Islam (2019–2022) dan Ketua Prodi Hukum Keluarga Islam Pascasarjana. Prof. Rusdaya memandang setiap jabatan sebagai ladang amal, bukan kebanggaan pribadi.


Ketekunannya juga meluas di luar kampus. Aktif di berbagai organisasi keagamaan dan sosial seperti Komisi Hukum MUI, ICMI, dan PD Wanita Islam, ia memastikan keilmuannya selalu berpihak pada masyarakat. Sebagai ilmuwan yang produktif, ia telah menghasilkan sejumlah karya penting, seperti Dialektika Hukum Islam dan Perubahan Sosial, yang berupaya membumikan syariah agar relevan dengan realitas kontemporer.


Di balik ketegasannya di kampus, Prof. Rusdaya adalah sosok istri dan ibu yang penuh kasih. Kesehariannya memperlihatkan harmoni, pagi mengajar sebagai profesor yang disegani, malam bersama keluarga sebagai ibu yang hangat. Ia membuktikan bahwa perempuan dapat berperan ganda tanpa kehilangan keseimbangan, menjadikannya teladan nyata bagi generasi muda, khususnya perempuan muslim.


Kisah hidup Prof. Hj. Rusdaya Basri dari Baranti ke Kairo, dan kembali ke IAIN Parepare sebagai Guru Besar adalah pesan kuat tentang tekad dan pengabdian. Ia adalah cermin perempuan Bugis yang menjunjung tinggi nilai siri' (harga diri) dan pacce (empati). "Perempuan bisa menembus langit ilmu tanpa kehilangan akar budayanya," tegasnya, menginspirasi bahwa ketulusan dan ketekunan adalah cahaya yang menerangi banyak jiwa. (Ang,irm/mif)

in News
Archive
Sign in to leave a comment