Skip to Content

Staf Ahli Menag RI Dorong Mahasiswa Kuasai Soft Skill dan Manajemen Risiko

7 October, 2025 by
Staf Ahli Menag RI Dorong Mahasiswa Kuasai Soft Skill dan Manajemen Risiko
Humas IAIN Parepare

Humas IAIN Parepare- Staf Ahli Menteri Agama (Menag) RI, Faisal, menegaskan pentingnya penguatan soft skill dan manajemen risiko bagi mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare. Penekanan ini disampaikan dalam Stadium General yang digelar oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) pada, Senin (06/10/2025) di Auditorium IAIN Parepare. Kehadiran Staf Ahli Menteri Agama (Menag) RI ini disambut antusias, sekaligus menandai kesempatan pertamanya untuk hadir di kampus ini.

 

Mengawali paparannya,  Faisal mengungkapkan kegembiraannya dapat hadir di IAIN Parepare setelah sekian lama berencana. “Saya sangat senang dengan suasana seperti ini karena memberikan energi positif,” ujarnya. Ia kemudian langsung memasuki materi inti dengan menyoroti dinamika dunia kerja yang semakin kompetitif, yang menuntut adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia secara menyeluruh. Faisal menjelaskan bahwa di masa depan, tuntutan dunia kerja telah bergeser. Kemampuan teknis (hardskill) saja tidak lagi cukup. Menurutnya, yang akan menjadi pembeda dan penentu keunggulan adalah penguasaan soft skill yang kuat. Keterampilan seperti komunikasi, kepemimpinan, kolaborasi, dan kemampuan berpikir kritis menjadi modal utama yang wajib dimiliki setiap individu. “Ke depan, yang diadu bukan lagi kemampuan teknis, tetapi bagaimana setiap individu memiliki kemampuan soft skill yang unggul,” tegasnya, memberikan pandangan strategis kepada para mahasiswa peserta Stadium General.

 

Dalam sesi berikutnya, Faisal mengajak mahasiswa dan civitas academica untuk menganalisis realitas persaingan antarperguruan tinggi. Ia secara retoris menantang peserta untuk merenungkan alasan memilih IAIN Parepare dan seberapa besar pangsa pasar (market share) yang dimiliki kampus saat ini. Pemahaman pangsa pasar ini dianggap penting untuk mengukur daya tarik dan reputasi akademik IAIN Parepare.

 

Lebih lanjut, ia menyoroti masalah yang kerap terjadi, yaitu kesenjangan antara kurikulum yang diajarkan di kampus dengan kebutuhan nyata yang diperlukan oleh masyarakat dan dunia kerja.  Faisal menilai, sering kali terjadi diskoneksi yang signifikan antara dunia akademik dan industri, yang perlu segera diatasi oleh perguruan tinggi.

 

“Kadang yang kita ajarkan ke mahasiswa tidak seimbang dengan yang dibutuhkan masyarakat. Gap-nya terlalu jauh. Ini menjadi tantangan bagi perguruan tinggi untuk terus menyesuaikan kurikulumnya,” ungkapnya, menekankan perlunya adaptasi kurikulum yang dinamis dan responsif terhadap perubahan zaman.

 

Pada bagian inti materinya, Faisal menggarisbawahi peran krusial manajemen risiko sebagai pilar utama dalam membangun tata kelola perguruan tinggi yang baik (Good University Governance). Ia menjelaskan bahwa manajemen risiko memiliki fungsi yang lebih luas daripada sekadar menghindari ancaman.

 

Menurutnya, manajemen risiko adalah sebuah kerangka kerja untuk mengelola potensi risiko dan mengubahnya menjadi peluang peningkatan mutu dan inovasi di lingkungan kampus. "Dengan manajemen risiko yang baik, pimpinan kampus dapat mengambil keputusan yang efektif, menjaga keberlanjutan keuangan, serta membangun reputasi yang kuat,” papar Faisal.

 

Menutup kegiatan, Faisal memberikan pesan inspiratif yang mengajak seluruh civitas academica untuk berani mengambil risiko dalam menghadapi perubahan. Ia mengutip filosofi terkenal, “Risiko terbesar adalah tidak mengambil risiko sama sekali. Di dunia yang berubah dengan cepat, satu-satunya strategi yang pasti gagal adalah tidak berani mengambil risiko,” ujarnya, memotivasi peserta untuk menjadi adaptif dan inovatif. 

Stadium General ini diharapkan menjadi titik tolak bagi IAIN Parepare untuk memperkuat komitmen mewujudkan kampus yang unggul, adaptif, dan berdaya saing global, didukung oleh tata kelola berbasis manajemen risiko. (aen/mif)

in News
Archive