Peringati Hari Kartini, HMPS Sejarah Peradaban Islam adakan Bazar dan Kajian Sejarah

27 April, 2024 oleh
saidinhamzah

Humas IAIN Parepare -- Himpunan Mahasiswa Prodi Studi (HMPS) Sejarah Peradaban Islam menggelar kegiatan kajian sejarah dengan tema: "R. A. Kartini sebagai Inspirasi Aksi Nyata dalam memperjuangkan Hak Pendidikan bagi Perempuan Indonesia. Acara itu digelar di Pettalolo Cafe and Resto, Kamis (25/04/2024). 


Dalam kegiatan ini, HMPS Sejarah Peradaban Islam menghadirkan dua nara sumber yakni Selvy Anggraini dan Saidin Hamzah yang merupakan Dosen Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah serta Ormawa Lingkup IAIN Parepare.


Tanggal 21 April menjadi momentum bersejarah yang selalu diperingati karena mengenang sosok perempuan yang menjadi motor penggerak dalam sejarah emansipasi wanita. Awal mula lahirnya emansipasi wanita ini pada paruh awal abad ke 20. Saat itu, Indonesia digerogoti oleh kolonialialisme Belanda dan kaum bangsawan Jawa sudah terkontaminasi dengan kehidupan feodal Belanda. Sehingga perempuan perempuan dikekang dan dibatasi ruang geraknya karena adat dan tradisi Jawa pada saat itu.


Selvy, selaku nara sumber pertama menguraikan,  "Perayaan hari Kartini menimbulkan perdebatan karena Kartini dianggap Jawasentris, mewakili kaum priyayi, bentukan dari politik Etis Kolonialisme. Hari Kartini tetap bisa diperingati dengan memaknai semangat perjuangan Kartini untuk membuka ruang pendidikan selebar-lebarnya bagi perempuan."


Dosen Pengembangan Masyarakat Islam ini melanjutkan Kondisi pendidikan di Indonesia masih memiliki banyak PR. Peringkat PISA Indonesia tahun 2022 yang belum bisa dikatakan baik, masih banyaknya perempuan yang tidak mengenyam pendidikan, sarana dan prasarana pendukung masih timpang membuat kaum muda buat usaha ekstra untuk turut berkontribusi. 


"Memaknai Kartini jangan hanya dalam bentuk simbolik, tetapi spirit perjuangannyalah yang harus dipegang dengan memulai langkah kecil dan berkolaborasi menyelesaikan masalah di lingkungan terdekat," tegasnya.


Sedangkan pemateri kedua, Saidin Hamzah, juga menyampaikan bahwa tokoh R. A. Kartini merupakan tokoh sentral dalam sejarah Indonesia. Ia berjuang untuk memperoleh kesetaraan hak terutama dalam bidang pendidikan dan karir, pembebasan dari tradisi yang membatasi kebebasan bagi kaum perempuan dalam hal pernikahan usia dini dan peningkatan peran aktif perempuan dalam masyarakat yang tidak hanya berperan sebagai ibu rumah tangga. 


Kalau kita juga menalaah dalam sudut pandang Islam, katanya, perempuan cederung mengalami distorsi dan diskriminasi karena kekeliruan dan perbedaan dalam memahami konteks dalil dalil seperti dalam Alquran surah Annisa.

ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بَعۡضَهُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٖ 

Laki-laki (suami) itu pemimpin bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan). Jadi menurut pemateri, konteks ayat ini tidak berlaku secara Universal untuk kebanyakan perempuan, tapi hanya pada skop kehidupan rumah tangga.


"Jadi dampak dari emansipasi yang dipelopori oleh R. A. Kartini sehingga banyak perempuan yang terinspirasi untuk memperjuangkan hak-haknya dan bisa berkontribusi dalam kehidupan sosial," kata Saidin.



Dengan adanya kegiatan ini, harap Saidin, bukan hanya sebatas seremonial belaka akan tetapi ada nilai-nilai juang Kartini yang harus direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh calon Kartini-Kartini masa depan sebagai pelanjut estafet bangsa. (shz/alf)


di dalam Berita
saidinhamzah 27 April, 2024