تخطي للذهاب إلى المحتوى

Dr. Musyarif M.Ag., Paparkan Falsafah Bugis dan Etika Sosial Islam di Era Modern

5 مايو, 2025 بواسطة
Humas IAIN Parepare


Humas IAIN Parepare – Memperkaya wacana budaya dan keislaman di tengah arus modernisasi, Dr. Musyarif, M.Ag., tampil memukau sebagai pembicara dalam Seminar Kebudayaan yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Sejarah Peradaban Islam, di Gedung Balai Seni IAIN Parepare, Selasa (5/5/2025). Acara ini terlaksana dengan mengusung tema "Eksistensi Falsafah Bugis: Sipakatau, Sipakalebbi, dan Sipakainge dalam Implementasi Kehidupan Era Modern", yang sukses menarik perhatian dosen, mahasiswa, hingga pegiat budaya dari berbagai daerah.

Pada pemaparannya, Dr. Musyarif menegaskan bahwa falsafah Bugis kaya akan nilai-nilai luhur seperti siri’ (harga diri), pesse (empati), sipakatau (saling menghargai), lempu' (kejujuran/integritas), dan amaccang (kebijaksanaan). Nilai-nilai ini, menurutnya, selaras dengan prinsip etika sosial Islam yang mengedepankan keadilan, kesetaraan, serta penghargaan terhadap sesama manusia.

“Falsafah Bugis bukan hanya warisan nenek moyang, tetapi merupakan fondasi moral yang masih sangat relevan dalam membangun masyarakat modern yang beradab,” tegas Dr. Musyarif. Ia menekankan pentingnya revitalisasi nilai-nilai lokal sebagai benteng dalam menghadapi gempuran globalisasi yang kerap menggerus identitas budaya dan spiritual masyarakat.

Lebih jauh, Dr. Musyarif menguraikan bahwa etika sosial Islam dalam Al-Qur'an dan Hadis, seperti konsep amar ma’ruf nahi munkar (mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran), sejalan dengan prinsip menjaga siri’ dan kehormatan dalam budaya Bugis. Kolaborasi antara nilai-nilai Islam dan budaya lokal, menurutnya, menjadi kunci membentuk karakter bangsa yang beradab dan berkepribadian kuat.

Sesi diskusi berlangsung hangat, para peserta antusias mengajukan berbagai pertanyaan. Mulai dari bagaimana implementasi nilai siri’ dalam dunia pendidikan, hingga tantangan menjaga etika sosial Islam di tengah era digital. Dr. Musyarif menanggapi dengan lugas, menekankan perlunya peran aktif lembaga pendidikan, komunitas budaya, dan tokoh masyarakat dalam menjaga nilai-nilai tersebut.

Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi Program Studi Sejarah Peradaban Islam Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Parepare dalam menegaskan komitmennya sebagai pusat kajian budaya dan keislaman. Seminar ini juga menegaskan pentingnya peran generasi muda sebagai jembatan yang menghubungkan nilai-nilai lokal dengan nilai universal Islam di era modern.

Sebagai dosen Sejarah Peradaban Islam, Dr. Musyarif menutup paparannya dengan seruan agar semua peserta terus mengkaji, melestarikan, dan mengaktualisasikan warisan budaya Nusantara. "Budaya adalah nafas peradaban. Tanpa memahami akar budaya, Kita akan kehilangan arah dalam membangun masa depan," pesannya yang disambut tepuk tangan hangat.

Penulis: Saidin Hamzah

Editor: Sari Hidayati

Humas IAIN Parepare 5 مايو 2025
أرشفة