641 Mahasiswa Ikuti KPM Teori, Ketua LP2M Tawarkan Enam Jenis Kuliah Pengabdian Masyarakat

1 Agustus, 2022 oleh
Nur Aeni K

Humas IAIN Parepare–Sebanyak 641 mahasiswa IAIN Parepare mengikuti KPM teori yang dilaksanakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) di gedung auditorium, (01s.d.-04/07/ 2022).

Sebelum mahasiswa melakukan Kuliah Pengabdian masyarakat (KPM), mahasiswa terlebih dahulu dibekali dan diarahkan melalui KPM teori agar fokus dan mampu berinovasi dalam bertindak di lapangan.


Pada kegiatan tersebut mahasiswa akan mempelajari terkait budaya masyarakat, moderasi beragama, teknik penulisan ilmiah, pemberdayaan masyarakat melalui kajian bisnis, serta pemanfaatan media sosial sebagai media promosi.

Ketua LP2M, Muhammad Ali Rusdi dalam laporannya menjelaskan bahwa KPM teori dilaksanakan dikarenakan sudah masuk dalam kurikulum sehingga wajib diprogram oleh mahasiswa sebelum berbaur ke masyarakat.
“KPM teori ini sebelumnya dilaksanakan secara online dan dikebut dalam sehari. Pada kesempatan ini, pelaksanaan KPM teori ini dilakukan dengan format yang berbeda dengan terus melakukan inovasi baru sebagai evaluasi dari pelaksanaan KPM teori nantinya,” jelas Ali Rusdi.
Lebih lanjut Ali Rusdi menyampaikan bahwa pada tahun ini mahasiswa diberi kesempatan untuk memilih program KPM yang akan mereka ikuti.
“Kami tawarkan kepada mahasiswa enam macam KPM yakni KPM Nusantara, KPM Kerjasama, KPM regular, KPM Desa Binaan, KPM dari rumah (DR), dan KPM Mandiri. Jadi mahasiswa bebas memilih pengabdian apa yang akan mereka ikuti, meskipun nantinya ada yang harus melalui proses seleksi,” tambahnya.


“Alhamdulillah, saya sangat mengapresiasi semangat mahasiswa yang mengikuti KPM teori ini. Itu artinya bahwa setelah kegiatan ini mahasiswa akan diberangkatkan ke lokasi KPMnya,” ungkap Rektor IAIN Parepare, Hannani mengawali sambutannya saat membuka KPM teori.

Lebih lanjut, Hannani menjelaskan bahwa program KPM orientasinya banyak sekali. Salah satunya bagaimana kita menghilangkan kesan di tengah masyarakat bahwa kampus itu seperti menara gading atau yang memiliki sifat tinggi dan semua orang cerdas ada di situ tetapi tidak memberikan manfaat kepada masyarakat, ” ujarnya.
Oleh karena itu sebelum mahasiswa mengabdika diri ke masyarakat, lebih dulu harus mengetahui budaya setempat yang ada di lokasi KPM.
“Jangan sampai mahasiswa ke sana membawa budaya kampus. Meskipun budayanya sama, tetapi budaya mahasiswa bisa saja telah mengalami pergeseran dari budaya setempat. Oleh karena itu, melalui KPM teori ini kita harapkan mahasiswa dapat mempersiapkan diri agar nantinya dapat berbaur dengan masyarakat,” pesan Hannani.

Turut hadir pada kegiatan tersebut wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, para Dekan, Kepala Ma’had Jami’ah, Kepala Pusat penelitian, Kepala Pusat Publikasi dan Penerbitan, sebagai pemateri.
(Eny/Tin)

di dalam Berita
Nur Aeni K 1 Agustus, 2022