P3M STAIN Sultan Abdurrahman Riau Kunjungi LP2M IAIN Parepare

19 Desember, 2022 oleh
khaerunnisaihwan

P3M STAIN Sultan Abdurrahman Riau Kunjungi LP2M IAIN Parepare

Humas IAIN Parepare–Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Parepare mendapatkan kunjungan kerja dari Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau, Rabu (14/12/2022) di Rektorat IAIN Parepare.

Delegasi yang berkunjung ialah Aris Bintania, M.Ag. (Wakil Ketua I STAIN Sultan Abdurrahman) , Abd. Rahman, M.Sos. (Ketua P3M STAIN Sultan Abdurrahman), dan Zulfah, M.Pd. (Sekertaris P3M STAIN Sultan Abdurrahman).

Ketiganya disambut oleh Rektor IAIN Parepare Dr. Hannani, M.Ag., Ketua LP2M Dr. M. Ali Rusdi, S.Th.I., M.Hi., Sekretaris LP2M, beserta beberapa kepala pusat lingkup LP2M Parepare.

Rektor IAIN saat menerima kunjungan dari delegasi STAIN Sultan Abdurrahman mengharapkan agar banyak informasi dan inspirasi yang bisa didapatkan oleh delegasi STAIN Sultan Abdurrahman.

“Selamat datang di kampus kami! Terima kasih sudah berkunjung dan memilih kampus ini sebagai rujukan dalam program STAIN Sultan Abdurrahman, khususnya dalam program pengabdian,” ucap Hannani.

Ketua LP2M Dr. M. Ali Rusdi, S.Th.I., M.Hi. juga menyambut baik kehadiran delegasi tersebut.

“Alhamdullillah dalam kunjungan ini, Teman-Teman dari STAIN Sultan Abdurrahman Riau sangat kagum dengan aplikasi KKN yang dimiliki oleh IAIN Parepare, sehingga mengharapkan aplikasi berupa pelaporan mahasiswa saat ber-KKN tersebut bisa diadopsi dan dikembangan di STAIN Sultan Abdurrahman Riau. Bahkan beberapa kampus lain juga berencana mengembangkan aplikasi serupa bekerja sama dengan IAIN Parepare di antaranya UIN Banten. Beberapa Ketua LP2M dari kampus lain mengharapkan agar aplikasi ini bisa diperbanyak dan diperluas di kampus-kampus lain,” jelas M. Ali. Rusdi.

Mengawali kunjungan Aris Bintania, M.Ag. Wakil Ketua I STAIN Sultan Abdurrahman memaparkan tentang tujuan STAIN Kepulauan Riau ke Parepare.

“Kedatangan saya dan dua teman sejawat lainnya, dari Bintan, Kepulauan Riau ke Parepare dalam rangka menghadiri Konferensi Internasional yang digelar perdana di kampus ini. Selain itu, kami juga hendak belajar untuk pengembangan kampus. IAIN Parepare patut dicontoh, sebab transformasinya ke IAIN pada 2018 lalu sudah mampu melesat cepat. Kerja keras civitas akademik telah berbuah hasil. Tetapi, menurut Pak Rektor, tantangan demi tantangan juga selalu ada, ”jelas Aris Bintania.

Pada kesempatan tersebut Aris juga menceritakan kesannya saat hendak memasuki Kota Parepare. Ia disuguhkan kata sambutan besar bertuliskan ‘Parepare: Kota Cinta Habibie dan Ainun’. Menurutnya Kota ini dibranding dengan nama besar Presiden Ketiga Indonesia, BJ Habibie cukup sukses mendongkrak kunjungan wisata. Di tengah kota, tepatnya di salah satu sudut alun-alunnya, dibangun patung Habibie dan Ainun.

“Patung itu berfungsi sebagai monumen untuk mengenang dan mengingatkan siapa saja bahwa dari kota inilah Habibie berasal. Di sisi lain, bahkan juga ada rumah sakit daerah yang menggunakan nama kedua. Untuk mengenal Habibie lebih dekat, tersedia pula museumnya,” tambah Aris Bintania.

Sementara itu, Abd. Rahman, M.Sos. Ketua P3M STAIN Sultan Abdurrahman menambahkan bahwa sejak beralih status dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) menjadi IAIN, kampus ini terus berbenah. Nama Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare tampak gagah di gerbangnya.

Pembangunan sarana dan prasana bertambah. Jumlah mahasiswa juga naik signifikan. Tentu hal ini sangat patut diacungi jempol. “Di tengah perkembangan Kota Parepare yang begitu pesat, ada banyak peluang dan tantangan bagi IAIN sendiri. Bagi saya, ada sesuatu yang menarik bagi IAIN, yakni Kota Parepare dan Habibie. Kita semua tahu bahwa Bachrudin Jusuf Habibie adalah tokoh nasional yang berasal dari Parepare. Nama besar beliau itu, menjadi magnet bagi Parepare saat ini,” terang Abd. Rahman.

Sementara itu, Zulfah, M.Pd.menyampaikan kekagumannya ketika berkunjung di Kota Parepare.

“Tentu saja Parepare ini tumbuh dan bergeliat dengan semangat nama Habibie. Saya tidak mengulas perihal destinasi di kota ini karena memang tidak banyak waktu untuk menyempatkan diri mengelilingi kota yang berjarak tempuh tiga jam-an dari Kota Makassar. Namun, saya merasakan bahwa kota ini akan terus bergeliat, apalagi jalur kereta api Makassar-Parepare juga sudah selesai dan akan segera dibuka. Bagaimana pun Habibie menjadi berkah juga bagi IAIN. Hal ini menjadi peluang untuk terus mengenalkan IAIN Parepare agar menjadi pilihan setiap calon mahasiswa baru. Saya pun cukup yakin bahwa kampus ini, dalam tiga tahun mendatang, akan menjadi menjadi kampus yang sangat diperhitungkan di Sulawesi Selatan. Tidak menutup kemungkinan, Kota Parepare akan menjelma menjadi kota pelajarnya Sulawesi Selatan,” tutup Zulfah (fzs/tin)


di dalam Berita
khaerunnisaihwan 19 Desember, 2022