Prodi BKI Melakukan Pengabdian Masyarakat Berbasis Psychological First Aid (PFA)

29 November, 2022 oleh
khaerunnisaihwan

Prodi BKI Melakukan Pengabdian Masyarakat Berbasis Psychological First Aid (PFA)

Humas IAIN Parepare–Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam IAIN Parepare bekerja sama dengan Asosiasi Psikologi Islam (API) Wilayah Sulawesi Selatan, dan Prodi Psikologi Universitas Hasanuddin menyelenggarakan pengabdian masyarakat berbasis Psychological First Aid (PFA) di SDIT Bina Insan Parepare, Selasa (22/11/2022).

Kegiatan ini merupakan respons terhadap permintaan bantuan dari pihak Yayasan Bina Insan Parepare pasca bencana banjir.

PFA atau bantuan psikologis awal merupakan serangkaian keterampilan yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif stres dan mencegah timbulnya gangguan kesehatan mental yang lebih buruk disebabkan oleh situasi krisis.

Hal ini bertujuan memperkuat proses pemulihan psikologis siswa, guru, dan orang tua untuk kembali berdaya menjalani hidup pasca bencana banjir di Kota Parepare.

Kegiatan yang di- support oleh Lontara Outbound Management ini diikuti oleh 102 siswa. Para siswa mengikuti kegiatan dengan antusias, aktif, dan senang. Namun, saat kegiatan berlangsung, salah seorang siswa mengalami trauma, ia menangis, napas tidak teratur, dan dada sesak karena masih mengingat sungai yang meluap, mengingat tangisan teman-temannya.

Lebih lanjut diketahui, siswa tersebut tidak mampu menceritakan permasalahan kepada orang tua atas ketakutan yang dialami disebabkan tidak ingin membuat orang tua khawatir. Namun, setelah ditangani oleh Astinah, M.Psi., Psikolog (Dosen Prodi BKI FUAD IAIN Parepare) siswa tersebut dapat kembali bergabung bermain bersama teman-temannya.

Tindakan tidak berhenti pada siswa saja, tetapi dilakukan edukasi lanjutan kepada guru dan orang tua agar mampu mempersiapkan diri, menenangkan anak, dan membantu anak melewati krisis pasca bencana banjir. Edukasi PFA diikuti oleh ustaz dan ustazah berjumlah 21 orang.

Kegiatan PFA ini memberikan dampak positif terhadap pemulihan psikologi siswa pasca banjir.

“Pasca kegiatan, siswa-siswa menguraikan perasaan yang baru seperti merasa lega karena takut, menangis, dan sedih. Yang mereka rasakan itu wajar dalam situasi bencana. Siswa ingin lebih terbuka menceritakan pengalaman perasaan negatif pada orang tua dan ustaz/ustazah. Sementara itu, ustaz dan ustazanya menjadi lebih paham bagaimana mempersiapkan diri, bersikap dan menjadi agen PFA dalam kondisi bencana, ”tutur Astinah. (*AhY/Tin)


di dalam Berita
khaerunnisaihwan 29 November, 2022