Talkshow Keberagaman Prodi Sosiologi Agama, Merajut Harmoni Kebhinnekaan

12 November, 2021 oleh
webadmin1

Humas IAIN Parepare- Kamis (11/11/2021), Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Parepare menyelenggarakan Talkshow dengan tema ” Kita Indonesia Satu, Merajut Harmoni Sosial dalam Kebhinnekaan ” Bertempat di Gedung Perpustakaan lt 5. Kegiatan ini digelar secara luring dan daring yang dihadiri unsur pimpinan institut, fakultas, stakeholder dan mahasiswa.

Kegiatan dibuka langsung oleh Wakil Rektor II IAIN Parepare Dr Sudirman L. M.H dengan didampingi Dekan FUAD Dr. H. Abd. Halim, K. M.A. Dalam paparannya Wakil Rektor berharap talkshow ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada seluruh lapisan masyarakat, khususnya civitas akademik untuk tetap merawat keberagaman dan mampu menyemai moderasi beragama dalam kehidupan sosial.


Pembicara pertama, Dr. Muhammad Ali Rusdi, M.Th.I memantik materi Prospektif Moderasi Beragama sebagai Pilar Membangun Kebersamaan dalam Perbedaan. Ia mengulas tentang pentingnya moderasi beragama agar tidak ekstrem dan berlebih-lebihan dalam beragama.

“Agama tidak perlu dimoderasi karena agama itu sendiri telah mengajarkan prinsip-prinsip moderasi, keadilan dan keseimbangan. Jadi, yang harus dimoderasi adalah cara pandang dan sikap umat beragama dalam memahami dan menjalankan agamanya,” paparnya.

Muhammad Ali Rusdi menambahkan bahwa di antara pengejawantahan dari sikap moderat ialah seseorang memiliki komitmen kebangsaan, senantiasa menjaga toleransi, serta akomodatif terhadap budaya. Inilah kunci utama menjaga kerukunan sosial dalam perbedaan.

Sementara itu, Dr. Moh. Soehada, S.Sos.,M.Hum yang dalam hal ini bertindak sebagai Ketua Asosiasi Sosiologi Agama Indonesia, mengangkat tema ” Solidaritas Kemanusiaan Universal Menuju Indonesia yang Ber-Bhinneka Tunggal Ika “. Moh. Soehada lebih menitikberatkan pada bagaimana membangun harmoni secara universal. Baginya, menciptakan keharmonian sosial tidak cukup hanya menjaga relasi sosial di antara umat manusia. Tetapi, lebih dari itu.

Dalam sesi talkshow, ia mengemukakan bahwa yang harus diketengahkan bukan hanya menjaga keragaman bangsa Indonesia dari sisi sosial, tetapi juga merawat keanekaragaman atau kekayaan alam bangsa termasuk perlakuan kita pada alam itu sendiri yang begitu bernilai bagi kehidupan umat manusia di bumi Indonesia. Baginya, ketentraman sosial akan tercipta ketika ada keseimbangan-keseimbangan dalam alam sosial kehidupan. Itulah dasar solidaritas kemanusiaan universal.

Kemudian, pemateri terakhir Julio Katiandagho, S.Th, Tokoh Pemuda Kristen) mengurai Dialog Antar Agama dan Teologi Kerukunan dalam Konteks Masa Depan Kebangsaan Indonesia. Dalam pemaparannya, ia banyak bercerita tentang tantangan-tantangan dalam merawat kerukunan. Oleh karena itu, seorang pemeluk agama haruslah membuka ruang bersama untuk terlibat dalam pembentukan dan pengembangan komunitas bersama yang lebih luas.


Talkshow ditutup dengan sesi tanya jawab, di mana para audiens begitu antusias memberi umpan balik pertanyaan, sehingga kegiatan talkshow sangat dinamis hingga selesai acara. Di akhir acara moderator menekankan bahwa semua pihak perlu membumikan kerukunan sosial dan komitmen bersama merawat cita-cita hidup yang rukun-damai dengan selalu siap sedia berlaku adil kepada orang serta saling menghormati tanpa melihat latar belakang agama, suku, dan budaya. (mhy/mif)

di dalam Berita
webadmin1 12 November, 2021